Bantenica.id – Berdasarkan Data Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (SIMFONI) Kemen PPPA terdapat 3.928 kasus kekerasan terhadap anak-anak yang dilaporkan sejak Januari 2020 sampai dengan 17 Juli 2020.
Anak makin rentan menjadi korban kekerasan di masa pandemik virus corona, peran keluarga dalam pengasuhan semakin hari semakin berat tantangannya di era digital dan masa sulit pandemik saat ini, padahal pengasuhan yang baik dan aman sangat menentukan pembentukan karakter anak.
Harold Hulbert mengatakan “anak-anak membutuhkan cinta khususnya saat mereka tidak berhak mendapatkannya”. Maka dari itu Anak Indonesia adalah aset bangsa, jika dididik dengan pola asuh yang benar maka akan menjadi generasi bermoral. Tapi bagaimana potret anak Indonesia jaman kini?
Anak-anak seharusnya dijaga dan dilindungi dari segala macam bentuk kekerasan baik kekerasan fisik, psikis, kejahatan sexsual maupun kejahatan lainnya, saat ini kita masih saja menyaksikan terjadinya eksploitasi terhadap anak.
Kekerasan juga bisa dilakukan oleh orang-orang terdekat, seperti orang tua keluarga maupun orang diluar keluarga. Tindakan eksploitasi terhadap anak bisa dilatar belakangi oleh beberapa faktor dan salah satu faktor terjadinya eksploitasi terhadap anak karena faktor ekonomi, faktor pendidikan, faktor lingkungan dan faktor lainnya.
Seruan aksi memperingati hari anak nasional di Lampu Merah Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Kamis, (23/7). Aksi ini dipelopori oleh Aliansi Gopur Anti Penindasan, mereka mengajak seluruh aliansi kolektif serta individu untuk berpartisipasi dalam aksi tersebut.
Aksi ini bertujuan untuk menyuarakan keresahan tindak kekerasan terhadap anak yang kian marak terjadi dilingkungan masyarakat di masa pandemi virus corona. Dengan harapan, masyarakat dapat memperhatikan perilaku anak dengan memberikan didikan yang benar sehingga generasi penerus bangsa menjadi generasi yang bermoral.