Menghadapi pemilihan mahasiswa (pemilwa), PMII komisariat fakultas Adab dan Humaniora (KOMFAKA) menggelar kegiatan “Sekolah Kader Politik” pada 24-26 desember 2020. Kegiatan ini dilaksanakan di Pusdiklat Kementerian Agama RI, Ciiputat yang berlangsung selama 3 hari secara offline, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Acara yang berlangsung terkait pemaparan materi seputar vitalitas politik, strategi politik dan peranan kader PMII dalam politik kampus.
Kegiatan ini berupaya menghadirkan kembali spektrum pergerakan politik kampus yang memgalami perubahan secara signifikan selama 2 tahun terakhir, selain itu, juga berusaha memperkenalkan lebih dalam mengenai antropologi dan tipologi kampus sebagai miniatur politik Indonesia.
Acara ini merupakan sebuah terobosan baru dalam tubuh PMII KOMFAKA. “Kegiatan Sekolah Kader Politik (SKP) ini adalah yang pertama kali dilakukan oleh kader PMII KOMFAKA.” Demikian ucap Tiyastama Putra, selaku Ketua PMII Komisariat Fakultas Adab dan Humaniora. Para kader PMII KOMFAKA sudah selayaknya merasa bangga dengan adanya terobosan baru ini.
Sekitar 50 orang yang terpilih sebagai peserta SKP, beberapa di antaranya mahasiswa semester 1, 3 dan 5. Antusias peserta terlihat dalam kegiatan diskusi (forum group discussion) dengan menempatkan diri sebagai problem solver (pengurai masalah) dalam menghadapi sebuah realitas politik.
Setelah pemaparan materi, peserta disuguhkan sebuah seminar sebagai penutup berjalannya kegiatan SKP ini, bertemakan “urgensi Politik: Pengaruh dan Tantangannya bagi Kader PMII” yang menghadirkan 2 tokoh alumni PMII Ciputat sebagai narasumber, di antaranya : Chandra Wahyudi (DPRD Tasikmalaya), Muhammad Rafsanjani (Sekjend PB PMII).
Chandra Wahyudi menyoroti masa lalunya ketika menjabat sebagai Ketua Dewan Pemenangan Pusat Partai Persatuan Mahasiswa (DPP-PPM), dirinya mengatakan bahwa “Politik adalah hal yang penting bagi kehidupan saya semasa kuliah” minggu (26/12/2021).
Saat itu dirinya bersama beberapa anggotanya berhasil memenangkan politik kampus. Hal tersebut menjadi latar belakang kiprahnya dalam menggenggam jabatan yang saat ini dijalankannya sebagai DPRD Tasikmalaya. Tak khayal jika politik merupakan instrumen penting dalam jenjang karirnya.
Kemudian, dalam memaknai perjuangan para kader, baik dalam politik atau kegiatan sosial, Sahabat Rafsanjani selalu mengingatkan para kader PMII, untuk menanamkan mindset pengabdian sebagai tujuan dalam menjalankan organisasi. Asumsi tersebut lahir dari pengalamannya selama menjadi ketua Pengurus Cabang PMII Ciputat.
Sebagai pamungkas acara, Abdul Rofik (kader PMII KOMFAKA) selaku moderator, mengutarkan bahwa kader PMII harus hadir pada titik sentral dalam menentukan kebijakan. Segala ilmu yang telah ditransfer oleh para pemateri, sepatutnya diimplementasikan dalam bentuk nyata dalam Pemilihan Mahasiswa (pemilwa).
Agus Zehid : Mahasiswa Tarjamah UIN Jakarta, Kader PMII KOMFAKA.